August 22, 2011

Surat Terbuka Duta Besar Dino Patti Djalal

Kepada Masyarakat Indonesia di Amerika Serikat,

Saudara-saudaraku,

Pertama, dalam rangka menyongsong hari kemerdekaan 17 Agustus, perkenanlah saya atas nama keluarga besar KBRI Washington DC dan seluruh KJRI se-AS mengucapkan dirgahayu Republik Indonesia ke-66 kepada seluruh masyarakat Indonesia di Amerika Serikat.

Saya juga atas nama keluarga - istri saya Rosa, dan putra-putri Alexa, Keanu Chloe - mengucapkan selamat berpuasa dan maaf lahir batin kepada ummah di Amerika. Semoga amal dan ibadah kita di bulan Ramadhan yang suci ini diberkahi Allah SWT.

Sebagai wakil Pemerintah Indonesia di AS, saya ingin memberikan update kepada anda mengenai hubungan RI-AS dan beberapa program ke depan.

Saya baru saja kembali dari tanah air setelah menempuh perjalanan dinas ke Bali dan Jakarta.

Di Bali (24 Juli), hubungan RI-AS menjadi lebih berbobot dengan berbagai kesepakatan yang dicapai antara Menlu Marty Natalegawa dan Secretary of State Hillary Clinton dalam forum Joint Commission Meeting RI-USA. 6 bidang utama yang menjadi fokus adalah: demokrasi dan governance,keamanan dan pertahanan, energi, perubahan iklim dan lingkungan hidup, pendidikan, perdagangan dan investasi. Momentum hubungan RI-AS kini semakin laju, dan kita dengan entusias menantikan kunjungan Presiden Barack Obama ke Bali bulan November tahun ini. Dalam penilaian saya, terlepas dari sejumlah tantangan, hubungan RI-AS tidak pernah se-erat dan sekomprehensif ini.

Beberapa hari setelah itu, di Jakarta (28 Juli), KBRI Washington DC, bekerjasama dengan BKPM, menyelenggarakan International Conference on Futurologi. Konferensi ini menampilkan world-class futurologists dari Amerika yang disandingkan dengan sejumlah tokoh Indonesia dalam diskusi mengenai arah perubahan dunia 30 tahun ke depan. Konferensi ini tadinya hanya mentargetkan 500 pengunjung, namun ternyata membludak dihadiri 1,300 pengunjung - 2 kali lebih besar dari partisipasi World Economic Forum di Jakarta - termasuk sejumlah alumni dari AS. Para futurologis juga berkesempatan mengadakan diskusi yang exhaustive dengan Presiden SBY selama 3 jam (tadinya hanya dijadwalkan 1 jam). Ke depan, kami merencanakan Futurology Conference akan menjadi salah satu flagship konferensi tahunan Indonesia.

Selama di Jakarta, atas permintaan dari rekan-rekan dari IMAAM, saya juga berupaya mencari bantuan terhadap upaya mulia masyarakat Indonesia membeli masjid di sekitar DC. Alhamdulillah, upaya tersebut berhasil mengumpulkan USD$ 30,000 plus sejumlah komitmen terbuka dari beberapa donatur lainnya, terutama dari Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila yang masuk dalam Guinness Book of World Records karena prestasinya yang luar biasa sebagai pembangun masjid terbanyak di dunia. KBRI Washington DC akan terus berikhtiar untuk membantu mewujudkan aspirasi masyarakat Indonesia ini, sekaligus memproyeksikan profil umat Islam Indonesia di AS yang moderat, toleran dan modern.

Dalam kaitan ini, pada tanggal 14 Juli, saya sebagai Duta Besar Indonesia bersama Dubes Mali dan pakar dari Iraq telah memberikan presentasi di Kongres AS mengenai "Islam and Democracy : Evolving Compatibility in the 21st Century". Presentasi ini didukung oleh 4 anggota Kongress AS - David Price (D-North Carolina), David Drier (D-California), Jim McDermott (D-Washington), Andre Carson (D-Indiana) - dan mendapat sambutan yang sangat positif dari pengunjung. Untuk mempromosikan citra Indonesia yang toleran dan menganut kebebasan beragama, KBRI Washington DC merencanakan untuk mengadakan roadshow keliling beberapa negara bagian AS untuk melakukan presentasi yang sama di Universitas maupun think tank setempat. Kalau anda ingin melihat roadshow ini di lakukan di negara bagian anda, silahkan hubungi Adam Tugio bidang politik KBRI Washington DC (202-775 5200)

Kabar gembira lain adalah The Philosopher, film Hollywood pertama yang sepenuhnya shooting di Indonesia dan bercerita mengenai Indonesia. KBRI Washington DC berkehormatan menjadi "mak comblang" proyek bersejarah ini, dengan mempertemukan produser film Hollywood dengan investor dan studio film dari Indonesia. Argumentasi yang kita gunakan sangat gamblang : biaya produksi film di Indonesia jauh lebih murah, yakni 25 % dari biaya shooting di AS. Siapa yang tidak tergiur dengan formula ini? Saya ingin sekali melihat Indonesia masuk Hollywood. Dalam pertemuan saya dengan Presiden Motion Pictures Association (MPA) Senator Chris Dodd di KBRI Washington DC beberapa bulan lalu, dicapai kesepakatan untuk merancang program dimana para pelaku industri film Indonesia dapat magang di Hollywood.

Selama di tanah air, saya juga banyak sekali mendengar apresiasi mengenai pemecahan Guiness World Record for largest angklung ensemble yang diikuti oleh 5182 peserta multibudaya di Washington DC tanggal 9 Juli 2011 dalam Festival Indonesia (yang juga menampilkan band legendaris Air Supply, rapper Raheem Devaughn, dan sejumlah artis Indonesia, seperti Elfa's Singers, Denada, Sherina, Balawan, rombongan tari Jabar, dan kelompok2 seniman Indonesia setempat, dll)

Ini sungguh adalah prestasi bersejarah seluruh masyarakat Indonesia di AS dan karenanya sekali lagi saya mengucapkan salut dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas jerih payah staf KBRI WDC, House of Angklung, Dharma Wanita, KJRI New York, Chicago, Houston, San Francisco dan Los Angeles dan PTRI New York, semua sukarelawan dan "hubs" yang menjadi motor dari misi besar ini. Proyek angklung ini adalah contoh indah "ide besar dengan modal dengkul". Namun dengan tekad, networking, team work, kerja keras, energi positif dan kreatifitas, kita berhasil mengolah suatu mimpi menjadi prestasi sejarah. Festival Indonesia ini juga bentuk dari public private partnership, dimana KBRI Washington DC, BKPM, Kementerian Budpar, sejumlah Gubernur serta sejumlah perusahaan Indonesia (yang dikoordinir Peter Gontha dari First Media) dan perusahaan Amerika Serikat (melalui US-ASEAN Business Council) semuanya gotong royong mendukung kebutuhan logistik perhelatan akbar ini.

Dalam beberapa minggu terakhir, Bappenas, KBRI Washington DC bekerjasama dengan Pemerintah AS juga mencapai kemajuan penting dalam upaya untuk mendapatkan hibah (bukan pinjaman) dari US Millennium Challenge Corporation sebesar sekitar US$ 600 juta, yang akan didedikasikan untuk proyek-proyek e-procurement governance, pendidikan, kesehatan balita dan green growth di Indonesia. Bahwasanya hibah tersebut sedang diproses dalam kondisi perekonomian AS yang sedang mengalami masa sulit mencerminkan arti strategis Indonesia yang besar di mata AS.

Semua pengalaman saya sebagai Duta Besar dalam 11 bulan terakhir membuat saya semakin yakin akan satu hal : apapun statusnya - apakah yang sudah menjadi US citizen, resident, pelajar, bahkan yang bermasalah izin tinggal - masyarakat Indonesia di AS dapat menjadi kekuatan riil yang relevan bagi bangsa Indonesia. Kita mempunyai potensi yang unik untuk memberdayakan diri sendiri dan juga saudara-saudara kita di tanah air.

Sebagai contoh :
-   Sehat Sutarja - CEO and President Marvell Technology dan billionaire Silicon Valley asal Indonesia yang mengunjungi Jakarta bulan Mei tahun ini - menjadi inspirasi bagi kaum muda dan inovator Indonesia.
 
-   Program KBRI Washington DC "Generation-21" - yang mempertemukan 100 mahasiswa dan profesional Indonesia dari berbagai penjuru AS untuk membahas masa depan bangsa kita - ditayangkan di SCTV selama 1 jam penuh dan ditonton jutaan pemirsa di tanah air.
 
-   Rekor dunia angklung kita menjadi berita nasional dan membangkitkan semangat nasionalisme sejuk di Indonesia.

Karena itulah, saya ingin melihat masyarakat Indonesia di AS tumbuh menjadi suatu "enormous force for good" bagi Indonesia. Namun demikian, kita juga harus jujur bahwa kontribusi kita kepada tanah air masih dibawah potensi yang sebenarnya. Kita harus menumbuhkan culture of excellence dan energi positif, dan menjauhkan diri dari negative thinking dan sikap sinisme berlebihan yang sayangnya kadang masih membebani langkah sebagian kecil masyarakat kita. Dalam pengalaman saya, tidak pernah ada orang yang sukses dengan energi negatif dan sinisme. Masyarakat sukses adalah masyarakat yang berprestasi dan optimis, dan memiliki budaya unggul.

Dengan demikian, pada tanggal 17 Agustus nanti kita bukan saja merayakan kemerdekaan Indonesia secara nostalgik, namun juga merenungkan serta membulatkan tekad bagaimana masyarakat Indonesia di AS dapat mengambil bagian dalam arus perubahan besar yang kini sedang melanda Indonesia. KBRI Washington DC dan KJRI se-AS siap menampung dan membantu ide dan inisiatif konstruktif dari masyarakat.

Ke depan, ada beberapa program dan inisiatif yang akan kami jalankan :
  Mensukseskan American batik design competition, yakni program yang mendorong para designer AS untuk merancang "American style batik". Program ini diluncurkan dengan tujuan menduniakan batik dan merupakan program international batik design competition yang pertama di dunia. Saya sendiri sudah melihat sejumlah design submissions dari para perancang Amerika, dan hasil serta kualitasnya sungguh membanggakan hati. Para pemenang kompetisi ini akan diumumkan tanggal 8 November 2011. (americanbatik.embassyofindonesia.org)
 
  Merancang dan meluncurkan program "1 komputer, 1 sekolah". Dalam program ini, masyarakat Indonesia di AS yang berjumlah sekitar 150,000 orang dihimbau untuk berkontribusi untuk mencapai target 1 komputer per sekolah (diperkirakan ada sekitar 25,000 sekolah SD, SMP dan SMA negeri di Indonesia). Bagi mereka yang sangsi terhadap manfaat program ini, dapat saya sampaikan bahwa 1 komputer akan dipergunakan ratusan bahkan ribuan anak dalam 5-10 tahun ke depan, dan bahwasanya di desa Indonesia, komputer adalah suatu perangkat pendidikan yang masih langka. Program ini dimaksudkan untuk menyalurkan aspirasi masyarakat Indonesia di AS yang ditengah kesibukannya ingin sekali menyumbang sesuatu yang praktis dan riil bagi pendidikan di Indonesia. Program ini diharapkan mulai berjalan awal tahun depan.
 
  Melancarkan kompetisi merancang "business plan" bagi masyarakat Indonesia di AS, termasuk bagi yang sudah menjadi naturalized US citizens. Dalam kompetisi ini, masyarakat Indonesia dihimbau untuk mengirim suatu business plan yang inovatif, praktis dan menguntungkan. Dari submissions yang masuk, akan dipilih 10 pemenang terbaik dan mereka akan diterbangkan ke Indonesia untuk dipertemukan dengan "angel investors" yang akan mengkaji business plan mereka dan, mudah-mudahan, memodalinya. Dengan demikian, akan tercipta konektifitas antara brain power masyarakat Indonesia di AS dengan corporate power di Indonesia. Program ini agar segera dilaksanakan dan pemenangnya direncanakan diumumkan bulan November 2011.
 
  Mencanangkan Ambassador's 100 award for excellence bagi 100 pelajar Indonesia di AS pada tingkat elementary, junior dan high school - baik untuk WNI dan yang sudah naturalized US citizens. 100 pemenang award for excellence tersebut akan mendapat sejumlah insentif dan fasilitas : surat referensi dari Duta Besar untuk masuk ke Universitas; notifikasi resmi dari KBRI Washington DC mengenai list 100 penerima award kepada United States Department of Education dan kepada Kementerian Pendidikan Nasional; edaran list 100 penerima award kepada perusahaan-perusahaan AS dan Indonesia; pengumuman resmi di suatu media Indonesia, termasuk liputan profil beberapa penerima award oleh media Indonesia; kesempatan untuk mengikuti kegiatan diplomasi Duta Besar di AS, dan lain-lain. Pengumuman pemenang Ambassador's 100 award for excellence akan dilakukan bulan Desember 2011, dan setelahnya setiap tanggal 17 Agustus setiap tahun.
 
  Melaksanakan teleconference townhall paling tidak 2 (dua) kali dalam setahun. Dalam teleconference ini, saya dengan fasilitas teknologi tele-townhall akan berkomunikasi per telepon secara langsung dan interaktif dengan masyarakat Indonesia di AS maupun warga AS yang berkepentingan mengenai hubungan Indonesia-AS, dan akan menampung gagasan serta menjawab pertanyaan apapun yang ada di benak anda. Saluran ini dapat menampung ratusan bahkan ribuan penelepon secara simultan dan real time. Teknis pelaksanaan townhall teleconference ini akan kami umumkan dalam waktu dekat (terutama melalui website embassyofindonesia.org), dan diharapkan akhir bulan September sudah dapat dimulai.
 
  Membentuk komunitas on-line The Indonesian Network yang bertujuan untuk mempertemukan berbagai stake-holders yang berkecimpung dalam hubungan Indonesia-AS, baik warga Amerika maupun warga Indonesia dari berbagai kalangan (pengusaha, profesional, diplomat, pejabat, akademisi, seniman, wartawan, LSM, alumnus, dll) baik yang berdomisili di Amerika maupun di Indonesia. The Indonesia Network ini dirintis karena saya mengamati banyak sekali stake-holders di Amerika dan di Indonesia yang aktif di bidangnya masing-masing, sayangnya mereka belum saling mengenal. Website The Indonesia Network sudah dimulai dibangun pada tahap awal di www.theindonesianetwork.com dan antara lain sudah mulai menampilkan weekly network champions. Saya undang anda untuk ikut mendaftarkan diri.
 
  Khusus untuk staf KBRI Washington DC dan masyarakat Indonesia di sekitar Washington DC dan sekitarnya, menjalankan program "blind empathy kids". Program ini bertujuan mendidik anak-anak Indonesia dibawah 10 tahun untuk mempunyai tanggung-jawab dan solidaritas sosial dengan membiasakan mereka dalam program mingguan untuk membantu kelompok masyarakat miskin dan kumuh di Washington DC (secara langsung memberikan uang, makanan, mainan dan obat). Jujurnya, program ini awalnya dimotivasi dari keinginan agar anak-anak saya (Alexa, Keanu, Chloe) tidak terkungkung dalam sangkar emas dan sejak dini mempunyai karakter yang mudah berempati dan suka menolong. Program ini direncanakan dimulai akhir bulan Agustus tahun ini, dan mudah-mudahan juga dapat dilaksanakan oleh KJRI se-AS kelak.
 
  Mendorong skema pembiayaan pendidikan "student loans" untuk mahasiswa Indonesia di AS. Saya percaya bahwa kini sudah saatnya mulai merubah mindset para pelajar Indonesia dari yang mengharapkan beasiswa dari Pemerintah Indonesia atau Pemerintah AS, menjadi lebih mengandalkan fasilitas "student loans" dari bank yang akan dibayarkan kembali dalam terms yang lenient setelah mahasiswa peminjam tersebut mendapat pekerjaan. "Student loans" akan lebih banyak dibutuhkan oleh masyarakat kelas menengah Indonesia yang sebenarnya mempunyai kemampuan namun masih perlu bantuan. "Student loans" juga penuh martabat karena berarti sang pelajar mengejar sukses dengan risiko dan jerih payah sendiri. Perubahan mindset dari mengejar scholarship ke mencari student loans akan secara drastis meningkatkan akses fasilitas pendidikan AS kepada pelajar dari Indonesia. Namun ini merupakan tantangan yang berat karena harus meyakinkan Bank mengenai kaidah dari program ini. Beberapa skema "student loans" untuk mahasiswa Indonesia sudah dimulai (dari Sampoerna Foundation) namun masih jauh dari yang skala yang dibutuhkan.
 
  Membantu upaya Permias untuk menyelenggarakan kongres Permias se-AS, yang mungkin digabung dengan Kongres PPI sedunia. Pada saat dimana pemuda dan mahasiswa di seantero dunia menjadi agen perubahan dan keunggulan yang dahsyat, Permias se-AS harus bisa menunjukkan eksistensi dan kontribusinya. Para anggota Permias harus mulai menanam investasi intelektual dalam jajaran pemimpin masa depan Indonesia.
 
  Dalam rangka membudayakan energi positif, KBRI Washington DC dan KJRI se-AS juga akan memprakarsai program mengundang para alumnus AS (Sandiaga Uno, Anies Baswedan, Omar Anwar, Peter Gontha, Patrick Walujo, Anien Bakrie, Handoyo Mulyadi, dll) dan sejumlah warga Indonesia yang sudah menjadi pengusaha mapan di AS untuk berbagi "secrets of success" dengan masyarakat Indonesia. Program ini akan dilaksanakan secara ad hoc.
 
  Mengupayakan terbentuknya suatu komunitas inovator Indonesia - AS. Saya mengamati bahwa sektor inovasi merupakan wilayah baru yang masih belum banyak digarap dalam hubungan bilateral kita, padahal potensi kreatifnya sangat besar sekali. Karena itulah, KBRI WDC akan terus mencari ide dan prakarsa untuk mendorong interaksi dan kolaborasi antara inovator RI-AS. Kita sudah mendengar mengenai sukses perusahaan Indonesia KOPROL yang dibeli Yahoo !, namun saya percaya ini baru merupakan tip of the iceberg karena potensi inovasi putra-putri Indonesia yang luar biasa.
 
  Mengupayakan reality show "dangdut goes to USA", yang menampilkan sejumlah artis dangdut dari Indonesia yang berkelana keliling Amerika untuk mempromosikan musik dangdut, terutama di tempat-tempat dimana mereka akan berada dalam situasi lucu bak "fish out of water". KBRI Washington DC sedang merancang program ini dengan salah satu televisi swasta di Indonesia dan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dapat direalisasikan.
 
  Membentuk suatu on-line Indonesian brain bank. Brain bank ini akan berisi database, CV serta prestasi para profesional, mahasiswa dan pakar Indonesia, baik yang berdomisili di AS maupun mereka yang pernah belajar atau bekerja di AS namun telah kembali ke tanah air. Dengan brain bank ini, kami berharap untuk menciptakan suatu komunitas networking yang luas antara mahasiswa dan profesional Indonesia, sekaligus membentuk suatu "skill supermarket" yang terbuka baik bagi yang mencari kerja maupun yang mencari pekerja.

Satu point lagi: dalam perjalanan saya ke berbagai kota di AS, saya selalu mendengar masukan yang konsisten dari masyarakt Indonesia mengenai perlunya ada "dual citizenship". Saya pribadi juga merasa bahwa di abad ke-21, kita harus melihat nasionalisme dan kewarganegaraan sebagai dua hal yang berbeda : banyak saudara kita yang sudah menjadi warga AS yang nasionalisme-nya masih dan akan terus membara. Mereka menjadi warga AS lebih karena pertimbangan kemudahan hukum (legal convenience). Memang, angin politik di tanah air ke arah "dual citizenship" ini masih sangat lemah, namun saya berjanji akan menyampaikan aspirasi masyarakat Indonesia di AS ini ke Pemerintah, DPR dan parpol. Yang jelas, Indonesia ke depan akan sangat membutuhkan brain, skill and capital power dari diaspora Indonesia di luar negeri, termasuk yang berada di AS. Hal inilah yang dilakukan Pemerintah India dengan diaspora India sehingga kini menjadi rising world power.

Akhir kata, saya dan keluarga mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan selama menjadi Duta Besar di AS. Selain itu, segala kekurangan staf KBRI WDC adalah tanggung jawab saya dan akan terus saya perbaiki. Saya juga ucapkan terima kasih kepada seluruh staf KBRI dan KJRI se-AS atas dedikasi mereka melaksanakan tugas negara. Penghargaan khusus juga saya sampaikan kepada adik-adik kita para anggota paskibraka, penyanyi aubade, sukarelawan dan semua yang ikut meramaikan hari kemerdekaan Indonesia di berbagai kota di AS tanggal 17 Agustus nanti. Apresiasi tertinggi saya sampaikan dari lubuk hati yang sedalamnya kepada masyarakat Indonesia di AS yang menjadi sumber energi dan inspirasi bagi seluruh diplomat Indonesia di Amerika.

Sewaktu saya membuka Conference of Futurology di Jakarta, saya menekankan perlunya kita mulai merubah visi dari "a nation of revolutionaries" yang lahir tahun 1945 menjadi "a nation of leaders, achievers, entrepreneurs, builders, innovators, pioneers, volunteers, and champions" di abad ke-21. (http://www.youtube.com/watch?v=GbEIv4cFpIQ) Saya sungguh percaya bahwa visi tersebut akan tercapai, dan saya yakin bahwa anda dan saya dan anak-anak kita akan gigih memperjuangkannya dalam cara dan kemampuan kita masing-masing.

Sampaikan salam hormat saya kepada keluarga anda, dan Dirgahayu Republik Indonesia !



Dr. Dino Patti Djalal
Duta Besar LBBP RI
Kedutaan Besar Republik Indonesia
2020 Massachusetts Avenue NW
Washington, DC 20036
USA
Twitter : @dinopattidjalal
Web: www.embassyofindonesia.org

0 comments:

Post a Comment

 
Web developed by Eka.aSOKA.web.id | Domain Host by aSOKAhost.com
Follow @MuehammadAdam